Berharganya
Hidup
|
Adik-adik Panti Asuhan |
Pagi
itu tanpa direncanakan sebelumnya saya diajak oleh seorang teman untuk
berkunjung ke salah satu panti asuhan. Tanpa berpikir panjang saya pun
mengiyakan tawaran itu. Namun dalam perjalanan menuju panti asuhan tepatnya di
lampu merah saya dan teman saya didekati oleh seorang nenek yang meminta
recehan. Jujur saat itu saya sama sekali tidak membawa uang, di saku celana hanya
ada uang Rp. 5000 . Awalnya saya & teman saya mengacuhkan nenek itu, dalam
benak saya sempat berpikir “saya tidak punya uang,saya tidak munkin memberikan
uang ini kepada nenek itu, kalau saya kasih saya tidak punya uang lagi nanti”
begitu pikir saya saat itu. Tapi entah kenapa saat saya melihat wajah nenek itu
lagi saya tiba-tiba pengen nangis, membayangkan wajahnya yang sudah tua, nyari
uang hanya untuk makan. Tanpa berpikir panjang lagi saya memberikan uang 5000
kepada nenek itu.
Ucapan
terima kasih dari sang nenek & sepenggal kalimat yang tidak akan pernah
saya lupa nenek itu bilang, (sambil memegang tangan saya) “hati-hati di jalan”.
Saat itu saya benar-benar merasa ada kelegaan tersendiri saat saya bisa berbagi
dari kekurangan saya untuk beliau. Kejadian itu serasa terjadi begitu cepat.
Mungkin yang membaca tulisan saya ini akan bilang “ah,masa sich? Pasti bohong
ni”. Tapi pengalaman ini nyata pengalaman saya pribadi.