Rabu, 09 Januari 2013

Tak Harus Memiliki :)



Menyayangi Tak Harus Memiliki
Kembali merangkai kata menjadi kalimat. Lelah menjalani aktivitas seharian, kerjaan yang menumpuk membuat saya sebenarnya pengen cepat tidur, hehehe… “Ayolah jeji, tidur bukan satu-satunya cara menghilangkan lelah & penat “ sembari memberikan semangat pada diri saya sendiri,, Masa mau kalah sama ngantuk jeji? Begitu pikirq hahahaha. Ternyata betul, melihat laptop pink kesayangan di atas meja seketika itu rasa ngantuk pun hilang, (kekuatan laptop mengalahkan kekuatan ngantuk ni hohoho…) Terlintas keinginan untuk menulis ungkapan hati yang ingin saya rangkai menjadi kalimat-kalimat sederhana, ya pikir-pikir buat dijadikan koleksi pribadi ”begitu pikir saya”.. Sesuatu yang cukup sulit karena saya lakukan pada saat lelah dengan aktifitas harian namun terasa begitu menyenangkan saat saya dapat menuangkan perasaan saya dalam tulisan ini dengan menggunakan tangan yang letih untuk mengetik, mata yang sudah 5 watt & otak yang sudah mulai lelah pula tentunya hehehehe... Tulisan ini ingin sedikit menggambarkan bagaimana rasanya saat kita bisa menyayangi tapi tak bisa kita memiliki. Sekilas, terdengar gambaran yang basi, membosankan, & tak harus dilanjutkan.
Kalian pernah tidak merasakan menyayangi seseorang tapi tidak bisa kalian miliki? Bagaimana rasanya saat kalian berada dalam posisi ini? Senang? Sedih ? atau ?? Hm, mungkin ada begitu banyak orang diluar sana yang pernah mengalami ini. Susah?jenuh?bosan? & bertahan pada sesuatu yang tak pasti. Ini menyakitkan bukan? Karena saya seorang wanita, saya ingin melihat keadaan seperti ini dari sudut pandang saya. Sempat share dengan beberapa tenman sekedar ingin tahu tanggapan mereka soal topic yang saya bahas pada tulisan ini. Alhasil, semua punya persepsi masing-masing & tentunya berbeda sesuai dengan apa yang dirasakan. Menyayangi seseorang tapi tak bisa kita miliki  ibarat “menggenggam pasir makin erat kau genggam makin sedikit kau dapat”.

Sejenak, memory otak yang menyimpan file-file tentangmu perlahan mulai bekerja untuk mengantarkan saya  pada memory ,yang di dalamnya ada cerita tentangmu. Otak saya luar biasa mampu menampung semua file tentangmu dengan kapasitas memory yang cukup besar, entah ini efek perasaan sayang ataukah memory otak saya ngefans sama kamu… hahahahaha… Kamu bukan orang pertama yang datang menghampiri hati saya , bukan juga cinta pertama saya , tapi kamu jadi orang pertama yang selalu saya ceritakan lewat tulisan-tulisan di blog ini . Kamu tahu kenapa? Karena kamu buat saya mengerti satu hal “Menyayangi tak harus memiliki”. Perasaan saling menyayangi bukan perasaan yang bisa dipaksakan , perasaan yang tulus & hanya bisa dirasakan di “hati”. Semua orang mungkin bisa bilang “sayang” & mengekspresikan perasaan “sayang” tapi lebih dari itu perasaan “sayang” hanya bisa dijelaskan oleh “hati”.
Awalnya saya tidak sadar kalau saya menyayangimu ( efek loading perasaan yang lama atau memang saya yang tidak begitu peka hahahaha ) Entahlah… Tapi saat saya menyadari perasaan saya ke kamu, saat itulah saya ingin kamu bisa menjadi milik saya dalam artian “pacaran”, tapi ternyata saya terlalu bego untuk menggambarkan sebuah keadaan, terlalu cepat menyimpulkan & terlalu ego untuk berpikir soal rasa “sayang” itu. Perasaan “sayang” yang saya rasakan buat saya jadi orang yang sempit akan makna kata “sayang” waktu itu. Saat saya membutuhkan kepastian itu dengan gaya cool yang tak pernah lepas dari kepribadianmu, kamu coba meyakinkan saya satu hal saat itu kalau perasaan kita hanya akan sebatas “rasa” & tidak lebih. Cukup membuat saya kaget dengan jawabanmu. Sempat membuat saya berpikir ini tidak enak untuk terus dijalani & tak harus dilanjutkan. Sedih sich,satu hal yang perlu saya sadari jalan kita berbeda. Hal ini buat saya sadar Saling menyayangi tanpa ikatan apa-apa tetap menyenangkan untuk dijalani. Kita masih bisa terus saling support, saling mengingatkan & saling mendoakan tanpa harus ada ikatan sebagai “penguat” ,karena “penguat” kita ada pada rasa “sayang” yang kita miliki.
Hari demi hari kita lewati perasaan itu bukan nya hilang malah makin kuat . Saya bingung dengan perasaan itu. Kita dengan gaya kita mencoba mengekspresikan rasa “sayang” untuk saling mengungkapkan apa yang sebenarnya kita rasa. Tetapi tanpa disadari perasaan itu justru membuat luka untuk kita sendiri. Bagaimana tidak perasaan itu membuat kita tersiska dalam lingkarannya. Sampai akhirnya berada pada satu titik yang mencoba meyakinkan saya dengan kekuatan pikiran, dan hati saya sendiri kalau perasaan ini hanya akan tetap jadi rasa indah dalam kenangan tanpa harus saling memiliki.Andai waktu bisa diputar kembali saya pengen rasa itu tak pernah ada. Kamu tahu kenapa? Bukan karena tak ingin merasakannya atau ingin melupakanmu, tapi lebih dari itu Perasaan yang kamu titipkan begitu indah dan sulit saya lupakan, ini sungguh sangat menyiksa , entah sampai kapan biar waktu yang akan menjawabnya…
Kalaupun tidak bisa saling memiliki, itu bukan alasan untuk berhenti menyayangi. Tak pernah saya sesali rasa yang ada meski terkadang ingin berlari menjauhimu walau sebenarnya takut kehilanganmu ,ingin menyesali rasa ini namun hatiku bahagia karena perasaan ini. Hanya lewat tulisan ini saya bisa mengungkapkan rasa indah yang pernah dititipkan :) Terima kasih untuk rasa itu…

Untuk kamu yang jauh disana :
“Baik-baik disana ya, kita cukup mendoakan dari jauh tanpa ada yang tahu selain Tuhan “ : )

Untuk Tuhan :
“Jangan beritahu siapa-siapa ya Tuhan : ) , kalau saya & dia saling mendoakan & menyayangi walaupun tak bisa saling memiliki “ : ) <3


1 komentar:

  1. Heii Jeji..
    Biarkan RASA itu tetap ada, jangan paksakan untuk menjauh...sebab yg ada bukan semakin lupa, tapi makin tersiksa..
    Meskipun Duka,lara & sesak di dada tak ada habisnya.. biarkan saja... biarkan dia tetap ada di tempat semula, jangan paksa juga mengganti posisinya dengan yg lain.. sebab sekuat apapun kita berusaha,dia tak kan pernah bisa betul2 terganti :-)

    BalasHapus